Apa yang kamu rasakan saat ini sri rahmadani?? Itulah pertanyaan
yang saat ini kutanyakan pada diriku sendiri. Saat ini yang kurasakan seperti
seorang manusia yang berada di satu titik dimana aku tak tau lagi harus kemana,
berbuat apa dan bagaimana. Hwuaahhh…
Malam ini cuma menghabiskan waktuku di dalam kamar, diatas
meja lebar berkaki rendah yang nyaman ini aku ingin menulis tanpa menetapkan
alur cerita apa yang hendak ku tulis, tak teratur dan tak bertema, semraut. Mengalir
begitu saja. Sama sekali tak mengupayakan agar tulisanku ini menarik untuk
dibaca orang. Hanya ingin menulis, maka menulislah aku dengan damai di temani
alunan musik dari henpon kesayanganku.
Ada satu hal lagi yang kurasakan saat ini, satu hal yang
entah dari mana asalnya dan entah mengapa, saat ini aku merasa lebih tenang,
lebih bisa menahan segala gejolak di hati, hasrat yang menggebu-gebu dan
terburu-buru. Sambil mengenang masa-masa indah yang pernah ku lalui dulu, di
sekolah, di kampus, dimanapun dimasa laluku, aku merasakan kembali rasa yang
dulu, sedih, senang, kesal, bergairah, berambisi, tergesa-gesa, emosi jiwa
selayaknya semangat anak muda yang ingin menggapai segala asa di hati yang
membulat membentuk beribu mimpi-mimpi
indah.
Ya itu aku yang dulu. Sekarang, entah kemana perginya
mimpi-mimpi itu, entah kemana perginya semangat dan hasrat yang menggebu-gebu
itu, aku merindukannya. Sangat. Masa SMA ku.
Duduk selonjoran beralas ambal mini ini, dengan cuaca yang
syahdu di luar sana, aku kedinginan. Terutama ujung jari kakiku yang bahkan
sudah kupasangi kaos kaki molor rangkap dua. Tetep aja masih dingin. Sambil membuka
majalah MATRIKS (Matauli atraktif aspiratif kreatif…eissss), itu loh majalah
SMA ku dulu, edisi pertama dan kedua yang sudah lusuh dan cetakannya masih hitam
putih, sangat sederhana tapi membanggakan pada saat itu. Sambil membolak balik
matriks, aku seperti terseret ke masa 10 tahun yang lalu, saat aku masih kelas
2 SMA, terbangkitkan kembali bagaimana rasanya mempunyai mimpi-mimpiku,
semangatku. Indah sekali.
Selesai, ku tutup kembali majalah itu, kembali aku mendapati
diriku yang sekarang, mencoba merangkai mimpi-mimpi yang baru yang
perlahan-lahan hilang dariku. Ku merasa betapa hampa nya hidupku sekarang,
karena aku tak punya mimpi. Berfikirlah aku, mengapa begitu sulit aku menemukan
mimpiku kembali, mengapa sekarang aku seperti tak menginginkan apa2 lagi. Ya aku
harus punya mimpi, aku harus mencarinya. Nah kira2 apa yah hal-hal yang menarik
yang ingin ku jadikan mimpi. Aku tersenyum sendiri mengingat bahwa aku pernah
punya mimpi ingin mengelilingi dunia. Hahahaha…ya, kurasa itu masih bisa
kujadikan salah satu dari daftar mimpiku. Nah trus apalagi ya…hmmm…aku ingin
punya mimpi yang banyak, karena sepertinya hidupku stagnan, berhenti dan berjalan ditempat seperti
tak ada lagi yang ingin ku perjuangkan. Ohh apakah sesulit itu menemukan sebuah
mimpi yang membangkitkan semangatku untuk memperjuangkannya.
Heiii..,tunggu dulu, coba dengar suara di luar itu, hmmm…suara
itu berasal dari ruang tamu, ya itu suara omakku, suara ayahku. Aku menoleh
kebelakang melihat adik perempuanku yang sedang tidur, ku mencari suara adik
laki2 ku, tak lg terdengar kicauan nakalnya, pasti dia juga sudah tidur. Ya aku
dapat ….mimpiku. ya mereka, mereka semua akan kujadikan mimpiku, maksudku
kebahagiaan mereka. Ya..kenapa tidak…ini jalan yang dibukakan untukku, agar aku
dapat juga meraih kebahagiaanku dengan melihat mereka bahagia. Ini mimpiku
sekarang. Berjuang sekuat tenaga, sedaya upaya agar mereka bahagia. Dengan mimpi
ini, aku sadar, bahwa perjuanganku kali ini justru lebih berat, aku harus lebih
bisa berlaku lemah lembut, ikhlas, menahan amarah, dan mengambil langkah yang
bijak untuk menjadi sebaik2 anak bagi orangtuaku, dan sebaik2 kakak bagi
adik2ku. Ya itu mimpiku mulai sekarang, bismillah, semoga aku bisa…amin ya
rabbal alamin….